Makna Lambang AL-KISA'


1. Bola dunia, dengan warna hijau adalah syi’ar ahli surga yang selaras dengan kesejukan, kedamaian dan ketentraman.
2. Al kisa’ diambil dari kalimat ahlul kisa’ yang maknanya adalah ahlul bait atau keluarga Nabi Muhammad saw.   Tulisan al kisa’ tertulis dengan warna hitam simbol kerendahan hati dan kesederhanaan hidup, garis tepi putih simbol kesucian dan kebersihan, tulisan al kisa’ melintang sepanjang lebar bola dunia simbol pemersatu umat dan penjaga stabilitas serta keamanan dunia sepanjang masa, pengawalan empat khalifah Rasul saw ( Syd. Abu bakar, Syd. Umar, Syd. Utsman, dan Syd. Ali.ra ) sebagai pewaris khilafah atau tonggak kepemimpinan islam yang sah menurut aqidah ahlis sunnah wal jamaah memberikan ma’na kedekatan, kecintaan dan rasa hormat seluruh sahabat terhadap ahlul bait atau keluarga Nabi saw.
3. Adapun Bintang lima memiliki makna :
  • 5 anggota Ahlul kisa’ atau ahlul bait, dalam hal ini adalah Nabi Muhammad saw, Siti Fatimah   Az Zahra, Syd. Ali bin Abi Thalib, Syd. Hasan dan Syd. Husain ra
  • Bintang lima memiliki ma’na, Nabi saw dan empat kitab samawi yaitu Kitab Zabur, Kitab Taurat, Kitab Injil dan Al Qur’anul Karim.
  • Bintang lima memiliki ma’na, Nabi saw dan empat khalifah Rasul saw  yaitu Syd. Abu bakar , Syd. Umar , Syd. Utsman dan Syd. Ali.ra.
  • Bintang lima memiliki ma’na, Nabi saw dan Imam empat madzhab yaitu Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Syafi’i dan Imam Hanbali ra.
  • Bintang lima memiliki ma’na, Nabi saw dan empat wali qutub yaitu Syekh Abdul Qadir Al Jailani, Sayyid Ahmad Al Badawi, Sayyid Ahmad Al Rifa’i dan Sayyid Ibrahim Al Dasuqi. ra.
  • Bintang lima memiliki ma’na, Nabi saw dan empat sumber hukum dalam agama islam yaitu Al Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas.



Mukadimah

"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu : "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Surat 58. AL MUJAADILAH - Ayat 11)

"Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Surat 35. FATHIR - Ayat 28)

Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga. (HR. Muslim)

Barang siapa memberikan petunjuk kebaikan, maka baginya akan mendapatkan ganjaran seperti ganjaran yang diterima oleh orang yang mengikutinya, dan tidak berkurang sedikitpun hal itu dari ganjaran orang tersebut. (HR. Muslim)

Jika manusia telah meninggal maka putuslah amalnya kecuali tiga macam :
1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).
2. Ilmu yang bermanfaat.
3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang tuanya (HR. Muslim)

Masjid Nabawi

Sebuah kubah hijau atau Qubbatul Khadhra berfungsi menaungi kuburan jasad Nabi Muhammad Saw yang mulia didampingi kedua sahabatnya sekaligus mertuanya, yakni Abu Bakar Sidiq Ra, dan Umar Bin Khattab Ra. Masjid Nabawi dahulunya merupakan tempat tinggal atau rumah baginda Nabi, karena setiap Rasul yang di utus oleh Allah Ta'alla akan di kuburkan dimana dia wafat. Sebagaimana sabda Nabi Saw: Tidak dicabut nyawa seorang Nabi pun melainkan dikebumikan dimana dia wafat. ( HR. Ibnu Majah )


Diceritakan sejarah, saat Nabi sampai di Madinah, pertama sekali dikerjakan Nabi Saw adalah membangun Masjid Nabawi dengan membeli tanah seharga 10 dinar kepunyaan dua orang anak yatim Sahl dan Suhail berukuran 3 x 30 m. Bangunan yang sederhana itu hanya berdindingkan tanah yang dikeringkan, bertiangkan pohon kurma dan beratapkan pelepah kurma. Sebelah timur bangunan Masjid Nabawi dibangun rumah Nabi Saw, dan sebelah barat dibangun ruangan untuk orang - orang miskin dari kaum Muhajirin yang pada akhirnya tempat itu dikenal dengan tempat ahli Suffah ( karena mereka tidur berbantalkan pelana kuda ).





Baru pada tahun ke-7 H, Nabi mengadakan perluasan Masjid Nabawi ke arah Timur, Barat, dan Utara sehingga berbentuk bujursangkar 45 x 45 m dengan luas mencapai 2.025 m2 dan program jangka panjang untuk memperluas Masjid Nabawi seperti yang kita lihat sekarang ini diisyaratkan oleh Nabi Saw dengan sabdanya menjelang wafat: “Selayaknya kita memperluas masjid ini”. Hingga pada tahun ke-17 H, Amirul Mukminin Umar bin Khattab khalifah kedua, memperluas ke arah selatan dan barat masing - masing 5 m dan ke Utara 15 m, dan dilanjutkan olehUsman bin Affan khalifah ketiga memperluas ke arah selatan, utara dan barat masing - masing 5 m pada tahun ke-29 H.


Akhirnya pada masa Khalifah Bani Umayyah Al-Walid bin Abdul Malik pada tahun 88 H, memperluas ke semua sisi Masjid Nabawi termasuk ke arah timur ( rumah Nabi ) dan kamar - kamar isteri Nabi ( hujurat ) sehingga makam Nabi Muhammad SawAbu Bakar Siddiq, dan Umar bin Khattab termasuk bagian dari masjid dan berada di dalam masjid yang sebelumnya terpisah dari masjid. Inilah yang menjadi pembahasan para ulama dan fukaha di dalam Fikih Islam, yaitu mendirikan bagunan seperti rumah kubah, madrasah, dan masjid di atas kuburan. Karena Nabi Saw bersabda : Allah mengutuk umat Yahudi dan Nasrani yang membuat kuburan para nabi mereka menjadi masjid - masjid ( tempat peribadatan ). ( HR. Bukhari Muslim )


Hadis di atas dipahami oleh sebagian ulama terutama di kalangan pengikut Syekh Muhammad bin Abdul Wahab ( Th. 1115 H/ 1703 M di Masjid Saudi Arabia, dan aliran ini disebut oleh para rivalnya sebagai aliran Wahabiyah, dan di Indonesiadengan aliran Salafi ). Secara umum, tidak boleh melakukan kegiatan ibadah di atas kuburan, berdoa menghadap kuburan, dan membangun kubah di atas kuburan.




Terakhir ada seorang manusia yang memanjat kubah hijau Masjid Nabawi untuk dihancurkan, lalu disambar petir secara tiba - tiba dan mati. Mayatnya melekat pada kubah hijau tersebut dan tidak dapat diturunkan sampai sekarang. Syekh Zubaidy, ahli sejarah Madinah menceritakan ada seorang soleh di kota Madinah bermimpi, dan terdengar suara yang mengatakan “Tidak ada satu orang pun yang dapat menurunkan mayat tersebut, agar orang yang belakangan hari dapat mengambil, i’tibar”.


Hingga sekarang mayat tersebut masih ada dan dapat disaksikan langsung dengan mata kepala. Bagi yang tidak dapat berkunjung ke sana dapat mengakses internetGoogle “Ada Mayat di atas Kubah Masjid Nabawi”.


Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini, terlepas dari kebenarannya, bahwa kembali kepada Tauhid yang murni seperti zaman Rasul Saw adalah tujuan dari dakwah Islam dan misi para Rasul dan umat Islam mesti menerimanya, jika tidak ingin menjadi orang musyrik. Akan tetapi pemeliharaan nilai sejarah dan para pelaku sejarah juga penting, karena Allah berfirman : Sungguh di dalam sejarah mereka terdapat pelajaran bagi orang - orang yang berakal. ( QS. Yusuf : 111 ).


Akhirnya jika pelaku sejarah tidak boleh dikenang, tidak dimuliakan, tidak dihormati, kuburannya diratakan, bagaimana kita mengambil pelajaran dari sejarah tersebut? Adapun maksud Nabi Saw Allah mengutuk Yahudi dan Nasranimenjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, adalah menyembah kuburan. Semoga kita dapat pelajaran. Wallahua’lam...

Peringatan Maulid Nabi Muhammd SAW







Al Habib Miqdad bin Gasim Baharun & Al Habib Zen bin Umar Al Attas





Al Habib Zen bin Umar Al Attas

Al Ustad Hisyam Burhany

Ustad Drs. H. Oemar Dhani













Al Habib Miqdad bin Gasim Baharun





 Al Ustad Harits Muhyiddin

















 Lurah Kembangan Utara, Camat Kembangan & H. Ali Nurdin Al Batawi

Bapak Walikota Jakarta Barat (H. Burhanudin)